Di dalam desain, proporsi yang harmonis merupakan salah satu variabel
yang bisa menentukan baik atau tidaknya sebuah desain. Salah satu teori
proporsi geometrik yang sangat populer adalah Golden Section atau yang
juga dikenal dengan Golden Mean, Golden Ratio, atau Divine Proportion.
/>Golden
Section yang terinspirasi dari pola keteraturan alam adalah sebuah
rasio/perbandingan kompleks yang dilambangkan dengan phi (Φ), Φ = ( 1 +
√5)/2, atau Φ = 1.618...
Φ ini menggambarkan satu set figur
geometrik yang termasuk di dalamnya; garis, segiempat, dan spiral.
Figur-figur tersebut dianggap sebagai bentuk yang sempurna dan paling
memuaskan secara estetis.
Selain
dijelaskan dalam persamaan matematika dengan penggambaran figur
geometrik, Golden Section (hampir) sama dengan deret Fibonacci.
Deret Fibonacci
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …
Deret
Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika kita membagi satu angka
dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan kita dapatkan sebuah
angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain.
Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret
tersebut. Angka ini adalah 1,618 atau yang disebut sebagai Φ dalam
tulisan diatas.
233/144 = 1,618
377/233 = 1,618
610/377 = 1,618
987/610 = 1,618
1597/987 = 1,618
Muncul
sebuah pertanyaan, apakah Golden Section yang mengilhami Leonardo
Pisano Fibonacci? atau Fibonacci yang memicu munculnya istilah Golden
Section? atau mungkin dua hal ini adalah sama dan tak terpisahkan?
Entahlah...
Kita dapat menemukan Golden Section hampir dimana
saja, rasio ini telah digunakan sejak jaman klasik dalam berbagai
penerapan, termasuk di bidang seni, dan arsitektur karena pendekatannya
terkait dengan hal yang bersifat ideal, misalnya Piramid (Mesir),
Lukisan Monalisa, Kuil Parthenon (Yunani) dan masih banyak lainnya.
Bapak Arsitektur modern Le Corbuzier (Swiss) pun penganut aliran ini.
Selain
itu, Golden Section ternyata juga menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai
sesuatu yang absolut. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Ternyata Φ
juga terdapat pada wajah, kerangka, telapak tangan bahkan sidik jari
kita. Mungkin inilah alasan kenapa diawal Golden Section juga disebut
sebagai Divine Proportion (proporsi ilahi).
Panjang wajah/lebar wajah = 1,681
Panjang mulut/lebar hidung = 1,681
Lebar hidung/jarak antara lubang hidung = 1,681
Jarak antara pupil/jarak antara alis = 1,681
Jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala/panjang kepala = 1. 618
Bahkan
kaki kita juga menunjukkan Φ. Apakah hal ini adalah kebetulan semata?
Sulit dijelaskan memang, tapi banyak fakta yang mengungkap hal ini.
Jadi tak salah jika Golden Section mendapat satu sebutan lagi yaitu
'The Finger Print of God'.
Meskipun Golden Section berhasil
pengungkapan nilai-nilai estetis secara ideal bahkan hingga disebut
sebagai Divine Proportion dan The Finger Print of God, Golden Section
tidak bisa bersifat absolut. Maksudnya, teori ini belum tentu mampu
menciptakan persepsi-apresiasi yang sama pada setiap manusia. Hal itu
disebabkan karena manusia adalah mahluk yang berpikir secara empiris
dengan pengalaman estetis yang beragam.
Golden Section, merupakan penggerak yang berdaya untuk mempersatukan beragam persepsi manusia terhadap objek pengamatan (unity in diversity) untuk memberi satu konsep ideal mengenai keindahan yang terbentuk oleh proporsi yang harmonis.
No comments:
Post a Comment
* Silahkan berkomentar dengan SOPAN,SANTUN dan BIJAK tidak SPAM
* Jika anda tidak memiliki akun Google anda bisa gunakan Name/URL
* Mohon jangan menyisipkan Link Hidup!!!
* Dukung blog ini untuk menjadi blog yang di harapkan oleh pembaca
* Berilah komentar yang bersifat baik
*Blog ini DOFOLLOW & Baklink jadi banya banyak Komentar
<=============SALAM PERSAHABATAN =============>